Jumat, 15 Mei 2009

PILPRES x OLD PLAYER = PILKOPLO.

Sudah dipastikan 3 pasangan Capres dan Cawapres resmi mendaftarkan diri ke KPU untuk bersaing di Pemilu Presiden Juli mendatang. Susilo Bang Yudoyono berpasangan dengan Budiono, Jusuf Kalla dengan Wiranto serta Megawati dengan Prabowo. Hampir dipastikan semua adalah muka-muka lama dengan prestasi kepemimpinan yang biasa-biasa aja untuk negeri ini malah bisa dikatakan bobrok. Mereka dan mereka lagi, tidakkah negeri ini punya alternatif calon pemimpin selain beliau-beliau ini. Indonesia membutuhkan kepemimpin yang punya gerak cepat sekelas Obama, sesederhana Lugo fernando dan seberani Hugo Chavez. Bukan pemimpin yang selama ini hanya tebar pesona, jaim, lips service dan janji-janji Meriam Bellina ( Janji hanya tinggal janji). 3 tahun kepemimpinan mega bersama kita lihat belum ada yang bisa diperbuat untuk menata negeri ini. Lima tahun kepemimpinan SBY Indonesia biasa-biasa aja, walaupun ada pemberantasan korupsi, perubahan anggaran dan sistem pendidikan, keamanan. Namun kesejahteraan masyarakat masih jauh panggang dari api karena masih tingginya angka kemiskinan, mahalnya sembako, sempitnya lapangan kerja dan masih bobroknya sistem administrasi pemerintahan serta masih maraknya pungli. Kalau katanya pendidikan menjadi gratis dan murah masih lebih mahal dibanding era Soeharto. Pelayanan Kesehatan masih centang prenang. Naiknya gaji pegawai dan guru tidak sebanding dengan biaya hidup yang mahal pada saat ini. Semua program dikemas seolah-olah pro-rakyat namun sebenarnya hanya untuk melanggengkan kekuasaan. Yusuf Kalla, merupakan orang yang teramat ambisius. Dari turunnya perolehan suara golkar dan pecahnya golkar mutlak adalah kesalahan yusuf Kalla yang lebih mementingkan ambisi pribadi dari pada kepentingan partai. Seorang pemimpin harus istiqomah dan percaya diri dan Yusuf Kalla jauh dari sifat ini. Jadi hanya inilah alternatif pemimpin yang akan kita pilih dengan cawapres - except Budiono - yang trek recordnya buruk pada masa lalu ( gak usah dibahas kita sudah sama-sama tahu). Khusus Budiono beliau ini bukan seorang politikus, beliau merupakan rekomendasi para penganut neo-liberalisme agar barat dan sekutunya mendukung pemerintahan SBY yang akan datang. Untuk merubah Indonesia yang harus merubah sistem, sistem di Indonesia di format untuk membodohi rakyat bukan untuk mendidik masyarakat memahami politik dan makna demokrasi yang sebenarnya. Sistem yang sekarang hanya akan melahirkan pemimpin yang ambigu, yang mengangkat penderitaan rakyat untuk menaikkan populeritas jauh dari maksud untuk mengentaskannya. Reformasi di Indonesia harus dimulai dari sistem, sistem yang dibuat harus menjadikan seorang maling bisa menjadi amanah bukan malah sebaliknya seperti sistem kita saat ini yang menjadikan seorang yang amanah menjadi maling. Pemilu Presiden kali ini laksana menelan pilkoplo, eporia sesaat kemudian loyo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar