Kamis, 21 Januari 2010

Pemerintahan Sekarang telah dikuasai oleh Para Pendusta bergaya Malaikat.

Bailout century merupakan fakta nyata sebagai rencana trategis yang dikondisikan sebagai salah satu sumber dana kampanye Pemenangan SBY sebagai presiden RI untuk priode kedua. Agar permainan rapi dan tidak menimbulkan kesan korupsi dan di lakukannya pengusutan bila ini menjadi kasus maka dibuat suatu skenario besar dari pemandulan KPK melalui Kasus Antasari, Kasus Cecak dan Buaya, hal ini karena KPK merupakan lembaga yang masih bersih untuk dapat menuntaskan kasus korupsi bila Bailout ditenggarai bisa menimbulkan polemik dimasyarakat. Namun ternyata rakyat telah pintar dan tidak begitu saja menerima pengerdilan KPK dengan isu suap, sehingga Pemendulan KPK gagal total atas dukungan dan perhatian masyarakat yang tidak diperkirakan oleh pemerintah sebelumnya, untuk membersihkan diri dan melihat gelombang protes masyarakat kian membesar maka dibentuklah tim 8 sebagai obat mujarab mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Sehingga sekarang KPK masih kukuh, walau Antasari Kasusnya masih kian mengambang.

Seiring dengan kembali kukuhnya KPK dan Bergulirnya Kasus century sampai terbentuknya Pansus untuk mengungkapkan kasus tersebut di DPR membuat pemerintah semakin grogi dan takut kalau boroknya yang selama ini tersebunyi dibalik kesantunan akhirnya dilihat oleh masyarakat. Sehingga skenario keduapun dimainkan dengan menutup rapat-rapat kasus ini sehingga jangan sampai mengerucut kepada Mr. Jaim sang Presiden. Tidak sinkronnya pendapat dan banyaknya hal-hal yang ditutup-tutupi seluruh saksi yang dipanggil oleh Pansus mengenai kebijakan Bailout,serta pembelaan yang menggebu-gebu yang dilakukan oleh fraksi PD yang diduduk dipansus sehingga terkesan menghalang-halangi jalannya tanya jawab. mempertegas adanya udang dibaiik batu. Terlebih lagi yang celakanya :

1. Sebagai acting President Jk tidak pernah dilibatkan dan dilaporkan mengenai bailout century mulai dari proses hingga pengambilan keputusan, beliau dilaporkan setelah adanya penggelontoran dana...inikah sebuah negara dimana para pembantu presiden tidak melaporkan suatu keputusan penting manyangkut keuangan negara 6,7T padahal acting presiden adalah sebagai gantinya presiden saat presiden melakukan kunjungan keluar negeri yang ditetapkan melalui keppres yang berhak menerima laporan selayaknya saat presiden berada didalam negeri. Indikasi jelas...kongkalikong takut di ketahui dan dianulir oleh JK. Dipemerintahan sekarang alur ketatanegaraan di pelintir sedimikian rupa untuk sebuah yang namanya konspirasi, presiden dan wakil pun bisa diberi laporan penting yang krusial hanya dengan sms...luar biasa.Pantasan SBY sering gagal menafsirkan sesuatu kejadian seolah-oleh adanya fitnah teror dsb, sebab sering mencerna laporan hanya dari laporan SMS.

2. Sri Mulyani saat menghadap JK, mengatakan kalau beliau telah tertipu oleh BI karena sangat terkejut kalau dana talangan Bail Out yang beliau setujui sekitar 600M membengkak menjadi sekitar 6,7 T. Mengindikasikan bahwa Ibu Sri Mulyani yang terkenal idealis dan tegas tidak semerta-merta menerima Bailout bank century karena data yang mengharuskan untuk mengambil tindakan itu masih kurang namun karena ada interpensi dan tekanan dari pihak dari pihak istana melalui Marsillam Simanjuntak beliau dengan berat hati menyetujuinya namun hanya 600M bukan 6,7 T lebih. Sangat disayangkan jika Sri Mulyani tidak berani mengungkapkan ada apa dibalik yang 6,7 T, lagi-lagi yang pintar harus bertekuk lutut dan manggut kepada mereka yang penipu dan pencuri.

3. Marsillam Simanjuntak adalah fakta jelas merupakan kaki tangan presiden yang berbajukan UKP3R untuk menggiring keputusan KKSK pada akhirnya memBail out bank Century karena sebagian dananya akan digunakan sebagai dana Kampanye presiden. Adalah seorang yang tolol jika beliau diundang sebagai narasumber beliau tulis sebagai UKP3R di daftar hadir. Adalah Orang-orang tolol pula yang ada di KKSK jika terus-terusan mengundang Marsillam sebagai narasumber yang sedikitpun tidak diterima masukannya dan tidak memiliki sedikitpun pengetahuan mengenai masalah perbankan dan ekonomi baik mikro dan makro.Sebagai Unit kerja yang dibentuk presiden hanya orang idiotlah yang percaya kalau tak ada sekalipun laporan Marsillam menganai bailout century saat mulai dari rapat-rapat awal dilakukan, pengambilan keputusan dan keputusan dijalankan hingga sampai beliau di bebas tugaskan. Pantasan kejaksaan sangat amburadul saat beliau masih di kejaksaan, Gusdur dan Megawati jatuh, dan sekarang pemerintahan SBY centang prenang karena masih mau mendudukkan seorang penipu besar seperti Marsillam pada struktur pemerintahan. Memang kita gak pernah belajar dari masa lalu, tetap memasukkan sampah ke Istana.

Sekarang masyarakat sudah pada pintar, ibu-ibu tukang cuci/pembantu dan pedagang bakso tetangga saya saja bilang kalau SBY itu dah nipu rakyat pada kasus century...jadi tolong jangan bersembunyi dibalik kesantunan. Mana ada pencuri yang mengaku, di bentak dan pukul aja jarang ngaku apa lagi ditanya dengan cara santun. Adalah lebih santun kalau mau mengakui kesalahan dan bersedia mempertanggung jawabkannya kepada Rakyat. Rakyat sudah muak dibodohi dan disuguhi opera tolol yang kerap dilakukan pemerintah untuk menutupi boroknya.Sebagai warga negara kita harus mempertanggung jawabkan pilihan kita dengan mengoreksinya untuk menjadi benar dan menggantinya bila perlu kalau memang berbuat kesalahan, bukan malah membela kesalahannya dan enggan berlakukan kritisi hanya karena beliau adalah pilihan. Apa yang terjadi dinegara ini kemarin, kini dan akan datang adalah karena pilihan kita. Apakah kita harus berdamai dengan yang namanya Pilihan, tokoh, idola dsb kalau pada akhirnya akan membawa kita kejurang ? Orde Baru jilid II sudah melekat pada pemerintahan sekarang, kemewahan, pembiakan kroni, pengekangan, penipuan dan pembodohan kepada masyarakat pelan-pelan mulai dilakukan...mari kita sadari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar